Hasil uji coba terbesar secara acak pada pasien sakit punggung
menunjukkan bahwa akupunktur dengan jelas lebih membantu dalam menangani
nyeri punggung kronis daripada perawatan medis standar. Hasil studi SPINE (Stimulating Points to Investigate Needling Efficacy),
yang diterbitkan pada 11 Mei 2009 dalam Arsip Internal Kedokteran,
beberapa peneliti terkejut atas temuan yang luar biasa itu. Hasil
penelitian ini begitu menarik mengapa?? Ternyata tidak hanya satu, tapi
tiga bentuk terapi akupunktur yang berbeda dapat mengalahkan obat
barat dalam membantu meringankan nyeri punggung.
Uji coba SPINE kepada 638 pasien dewasa dengan nyeri punggung kronis (low back pain) pada Group Health Cooperative in Seattle, Washington, and Northern California Kaiser Permanente in Oakland. Semua subjek penelitian dirangking skala nyerinya minimal tiga skala dari nol sampai 10 atas rasa sakit (nyeri) nya itu.
Tidak ada pasien yang pernah menggunakan akupunktur sebelum
berpartisipasi dalam penelitian ini. Mereka secara acak dimasukkan ke
dalam salah satu dari empat kelompok untuk berbagai jenis pengobatan.
Semua menerima perawatan medis standar tapi tiga kelompok pasien diobati
dengan berbagai bentuk akupunktur pada titik-titik individual untuk
setiap kasus. Akupunktur standar menggunakan resep tunggal pada
titik-titik di punggung dan kaki bagian belakang. Ini disebut para
peneliti sebagai “simulasi akupunktur” yang melibatkan penekanan
titik-titik akupunktur dengan tusuk gigi tanpa penetrasi kulit.
Semua subjek penelitian di tiga kelompok akupunktur dirawat dua kali
seminggu selama tiga minggu dan kemudian harus melakukan perawatan
mingguan untuk bulan berikutnya. Pada delapan minggu, selama enam bulan
dan 12 bulan, para peneliti menguji ulang kembali disfungsi terkait dan
mengukur perbaikan gejala pasien.
Para peneliti menemukan bahwa nyeri tulang belakang (low back pain)
pada delapan minggu ketiga kelompok akupunktur itu berfungsi jauh lebih
baik daripada kelompok yang hanya mendapatkan perawatan medis standar.
“Kami menemukan bahwa akupunktur yang disimulasikan (tanpa penetrasi
kulit) memproduksi manfaat sebanyak jarum akupunktur—ini yang
menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana akupunktur bekerja,” ketua uji
coba SPINE, Daniel C. Cherkin, PhD, peneliti senior di Group Health Center for Health Studies in Seattle, saat memberikan pernyataan kepada media.
Namun, ide akupunktur non penetrasi kulit bukan keputusan yang baik,
dan yang sesungguhnya adalah akupunktur dengan perangsangan (menusukkan
jarum) ke dalam kulit. Kebanyakan bentuk akupunktur yang dipelajari
oleh para peneliti Barat yaitu dengan penusukan kulit. Jenis akupunktur
non-menusuk merupakan terapi penyembuhan kuno yang diakui
keberadaannya.
Situs web NCCAM (National Center for Complementary and Alternative Medicine), bagian dari Institut Kesehatan Nasional, yang didanai SPINE, mencatat bahwa
“Akupunktur adalah suatu prosedur yang melibatkan rangsangan
titik-titik anatomis pada tubuh dengan menggunakan berbagai teknik”.
Asisten penulis Cherkin, Karen J. Sherman, PhD, MPH, peneliti senior di Group Health Center for Health Studies in Seattle,
secara khusus menunjuk ini dalam laporan media: “Secara historis,
beberapa jenis akupunktur tanpa menusukkan jarum. Seperti pengobatan
lain yang menyangkut efek fisiologis dan membuat perbedaan klinis. “
Tidak ada komentar:
Posting Komentar